Dibalik NamaNya
Bersama : Tuangku Syaikh Muhammad Ali
hanafiah
(
Guru Besar Tasawuf Islamic Centre Indonesia )
Tuhan merupakan kata yang mewakili
kekuasaan yang Maha tak terbatas, tidak satupun kekuatan dan kekuasaan yang
diluar kendaliNya. Ketika kita telah menyatakan TIADA TUHAN SELAIN ALLAH, maka
Allah telah menjadi Nama yang kita yakini sebagai satu-satunya Tuhan di dunia,
selainNya adalah abdi atau hamba.
Saudaraku,
sejauh manakah kita dapat menjadikan kata,”Allah,” tersebut mewakili rasa dan
perasaan akan kenyataan ke-TuhananNya. Tidak jarang diantara kita yang
menyebut,” Allah,” sekedar sebatas nama, tanpa merasakan apapun dibalik nama
tersebut. Padahal amat penting bagi kita untuk memahami Kebesaran dan Keagungan
Allah SWT dalam setiap penyebutanNya.
Seseorang
yang menyebut SBY saja, maka akan terbayang bagi dia segala pangkat dan
jabatannya sebagai Presiden Republik ini. Sungguh kerdil diri kita, yang
menyebut,” Allah SWT,” tanpa sedikitpun bergetar hati dengan rasa akan segala
UNLIMITED POWER-Nya. Nama bukan saja mewakili identitas diri, tapi juga
mewakili sebuah kepemilikan dan kekuasaan atas sesuatu yang dimiliki dari
sesosok yang bernama tersebut.
Saudaraku, ketika pedang Datsur
menempel di leher Baginda Rasulullah SAW, beliau ditanya,” Siapakah yang
sanggup pada hari ini menolong engkau ya Muhammad..,” Baginda dengan tegas
menjawab,” Allah..!,”.Pedang terjatuh, kedua kaki dan hatinya Datsur tersungkur
dalam kalimah syahadat. Inilah gambaran yang luar biasa dari implementasi rasa
hati Baginda Rasulullah SAW terhadap kebesaran dan keagungan Tuhan dalam nama,”
Allah ,”
Saudaraku,
diantara kita masih banyak yang,” membatasi ,” kekuasaan Allah SWT dalam
caranya berfikir terhadap penafsiran makna ke-Tuhanan. Kita merasa cukup puas
dengan menyebut nama tanpa memahami sepenuhnya kebesaran nama tersebut.
Kenyataannya, hari ini tak terhitung umat yang haus akan pengetahuan tentang
Tuhan dan berlomba-lomba mencari jalan yang terdekat untuk sampai kepada Allah
SWT. Bahkan yang paling menyedihkan kehausan mereka akan Allah SWT dimanfaatkan
oleh segelintir orang-orang serakah yang
berkedok agama.
Saudaraku,
sebutlah nama Tuhanmu,” Allah..,” dengan mata hati yang terbuka merasakan
kenyataan Allah SWT melebihi dari kenyataan apapun termasuk dirimu , dan
rasakanlah ke-Maha-anNya didalam segala
sesuatu, dengan menghidupkan rasa kehambaan penuh kebudakkan dihadapan Allah
SWT. Serta mendominasikan ketidak berdayaan diri disetiap kata dan perbuatan
didepan ketentuanNya. Jadikanlah hatimu tempat lewat pendengaran dan
penglihatan, bahkan kata-katamu sendiri harus melewati hati sebelum ia keluar
dari mulutmu.
Akhirnya,
sebutlah,” Ya…Allah, Ya…Rabbi, cukuplah Engkau bagiku, hanya Engkau jaminan
HidupKu dan biarkanlah aku meneguk pengetahuan akan kebesaran serta kenyataanMu
melebihi dari segala pemahaman atas diriku sendiri. Dan ajarkanlah aku menyebut
NamaMu sesuai dengan apa yang Engkau kehendaki atasnya, dan larutkanlah
pemahamanan ke-Tuhananmu atas diriku di dalam setiap namaMu yang kusebut…Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar